This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 06 Mei 2013

Presiden berpesan soal UN SD Via Twitter


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyempatkan diri memberikan pesan kepada para orangtua dan guru terkait penyelenggaraan ujian nasional (UN) untuk para siswa sekolah dasar (SD). Pesan itu disampaikan Presiden melalui akun Twitter-nya, Senin (6/5/2013).
Dalam pesan itu, Presiden mendorong para orangtua dan guru untuk mendampingi anak-anaknya dalam mempersiapkan diri serta mendukung mereka melalui doa.
“Mulai hari ini anak2 kita siswa SD akan mengikuti UN. Kpd para orang tua & guru, mari kita siapkan & doakan agar mereka sukses. *SBY*,” demikian ditulis pada lini masa, Senin pagi.
Tweet Presiden ini direspons oleh sejumlah follower-nya. Berbagai macam respons diberikan, mulai dari ucapan “amin” sampai aduan. Salah satunya oleh pemilik akun @RustamIbrahim.
“Bapak Presiden SBY @SBYudhoyono Kalau Bapak menghapuskan UN akan lbh baik bagi dunia pendidikan kita dan popularitas Bapak mungkin naik,” demikian tertulis.
Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh menegaskan bahwa pengerjaan dan distribusi naskah soal UN SD di seluruh provinsi terpantau lancar.
“Jakarta dan seluruh provinsi sejak kemarin dimonitor secara umum sisi naskah siap sampe lokasi. Sukses dan semoga lancar pelaksanaan ujian nasional untuk SD ini serta tidak ada kendala di lapangan,” katanya di sela inspeksi dadakan di SD Negeri 10 Pagi, Jakarta, Senin pagi.
Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan, UN SD tahun ini diikuti oleh sekitar 4.139.533 siswa SD, 467.459 siswa madrasah ibtidaiyah, 3.189 siswa SD Luar Biasa, dan 30.243 siswa yang mengikuti ujian kesetaraaan.
 Sumber : Kompas

Senin, 29 April 2013

UN "Dilema,Pelaksanaan dan Realitas"

Dalam setiap UN dari tahun ke tahun, Kecenderungan mengantisipasi ujian nasional umumnya guru akan disibukkan dengan membuat prediksi soal UN. Seorang guru saat ini dibebani dengan tanggung jawab secara moril atas kelulusan siswa /siswi yang mereka didik pada Ujian Nasional. Berbeda dengan sistem di tahun 1990 an sampai tahun 2004, dimana guru tidak perlu terlalu memikirkan tentang kelulusan siswa dalam ujian nasional, guru hanya dibebani dengan tugas mengajar sedangkan hasil dari kelulusan itu sepenuhnya digantungkan kepada siswa itu sendiri. Perbedaan ini karena di masa itu belum ada standarisasi mengenai nilai Ujian Nasional, sedangkan saat ini siswa dibebani dengan nilai ujian nasional minimum yang harus mereka capai untuk dapat lulus dari sekolah.
Ujian Nasional – UN 2013 sebentar lagi akan digelar, mulai dari UN SMA maupun tingkat SMK, SMP/Mts, Juga sekolah Dasar (SD). Paradigma ujian nasional ini masih menjadi fenomena perdebatan hingga tingkat politik. Sangat miris memang ketika pendidikan juga harus menjadi korban politik. Kita bisa melihat gambaran pada UN 2012 lalu, dimana para elit-elit politik berkoar-koar tentang system Ujian Nasional dengan membawa nama Partai Mereka masing-masing. Menjadi pertanyaan Apkah kita ini sedang meningkatkan pendidikan bagi partai atau kita sedang berusaha mencerdaskan dan meningkatkan keilmuan dari calon penerus bangsa ini? UN SMP waktunya tidak jauh berbeda dengan UN SD dan SMA, biasanya soal UN 2013 akan dibuat oleh tim pembuat soal secara nasional, Pembuatan soal UN yang terpusat ini memiliki kelebihan namun terdapat juga kekurangan. Dengan system soal terppusat maka sangat mudah untuk mengontrol keamanan dari bocornya soal, standar penyamaan kemampuan menjawab soal untuk seluruh daerah di Indonesia tidaklah bisa disamakan secara merata, kita lihat di daerah-daerah tertinggal misalnya, dimana mereka masih kekurangan guru tentu saja kemampuan mereka menjawab soal UN yang dibuat oleh tim penyusun soal jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan kemampuan siswa/siswi di kota. Ujung-ujungnya soal UN SMA menjadi bisnis bagi kalangan tertentu dengan menjual dan menjanjikan prediksi soal UN 2013 berdasarkan soal UN 2012. Ini sangat miris dimana bidang pendidikan itu sendiri telah dieksploitasi menjadi kawasan bisnis.
Belum lagi masalah dugaan korupsi yang kita dengar akhir-akhir ini dimana beberapa perusahaan percetakan soal dibekingi oleh orang-orang yang notabene merupakan petinggi-petinggi DPR yang ikut meramaikan perusahaan percetakan UN. Keterlambatan distribusi soal ujian yang menyebabkan UN di banyak daerah terpaksa diundur dianulir merupakan penyebabnya. Selain itu, adanya penjagaan maksimum dari para anggota militer dengan pengawalan ekstra ketat juga diduga menjadi momok yang seakan-akan menakutkan bagi siswa. Ya, memang tiada salahnya dengan pengamanan super seperti itu namun kembali lagi bisa jadi berbeda di mata para siswa yang menyaksikannya.
Belum selesai satu masalah,muncul lagi masalah lain, dimana banyak beredar kunci jawaban yang entah benar atau tidak namun terlihat sangat meyakinkan. SMS dari siswa ke siswa sebelum ujian dan copy an jawaban pun marak tersebar. Apa yang terjadi dinegara kita ini?. Ingatkah kita pada Negara Malaysia yang dulu di tahun 60’an belajar pada Indonesia?,,kini kita belajar pada mereka bagaimana standar kelulusan mereka dalam ujian mereka pun puluhan kali dari standar kelulusan dinegara kita. Inilah yang menjadi perhatian bagi kita Pemerintah, Masyarakat, Lembaga Swadaya bahkan sekolah  dan unsur terkait untuk mendorong penciptaan UN yang sesuai standar, maksimal dan merupakan cerminan penilaian kualitas bangsa yang berkualitas menuju Masyarakat Cerdas Indonesia Emas 2025.
*Penulis adalah Dosen Perguruan Tinggi Swasta dan Pengamat Pendidikan

Jumat, 15 Februari 2013

Pantang Share "Status" berikut...

Para facebookers terkadang membuat "status" yang berlebihan. Terutama facebooker's muda, suka berbagi hal apa saja di halaman facebook-nya. Mereka lupa bahwa ada hal-hal yang sebaiknya tidak di-share ke sembarang orang di sana. 

Ada beberapa data dan status pribadi yang sebaiknya tetap dijaga, tidak "dibagikan" di halaman dan postingan Facebook kita. Sebab jika informasi tersebut jatuh ke tangan kriminal cyber, bisa dimanfaatkan dan akan sangat merugikan user yang bersangkutan. Apa saja itu?

1. Kontak pribadi
Ini meliputi alamat rumah, nomor telepon (rumah atau ponsel), PIN BlackBerry. Jika ingin dikontak oleh teman atau kenalan baru, cukup berikan alamat email khusus atau biarkan mereka menghubungi Anda melalui fitur pengiriman pesan di Facebook.

2. Informasi keuangan
Nomor rekening bank adalah hal paling sensitif berkaitan dengan data keuangan. Jika bocor ke tangan kriminal cyber, bisa dimanfaatkan untuk membobol rekening atau melakukan pembelian barang menggunakan rekening Anda.

3. Foto dan video vulgar
Ingin bernarsis ria memamerkan foto atau video saat sedang berpose seksi di pantai atau mengenakan pakaian minim? Atau bahkan sedang beradegan mesra dengan pacar? Hindari itu. Sebab foto itu dapat dimanilupasi dan disebarkan ke seantero jagat disertai fitnah yang merugikan diri Anda.

4. Foto dan video anak-anak berpakaian minim
Ingin pamer foto masa kecilmu dalam pakaian renang yang lucu, atau bahkan telanjang?  Atau ingin memperlihatkan betapa lucunya adik atau keponakanmu saat masih bayi? Sebaiknya jangan. Banyak kaum pedofil yang senang berburu foto anak-anak berpakaian minim untuk dijadikan obyek mereka.

5. Lokasi keberadaan
Tidak perlu pamer sedang berada di mana, sebab para penguntit juga selalu mencari-cari target kejahatan melalui social media.

6. Postingan kebencian terhadap seseorang
Hindari sebisa mungkin, apalagi sampai menyebut nama atau identitas atau petunjuk ke obyeknya. Sebab ini bisa menjadi bahan untuk menjatuhkan diri Anda

sumber : http://www.ldii.or.id

Senin, 11 Februari 2013

Korea Selatan sebagai Negara dengan banyak Keunggulan


Korea, ya negara ini yang tengah booming akhir-akhir ini. Negara yang terkenal dengan dramanya (K-drama), artis dan musiknya (K-Pop) sampai kuliner, kemajuan ekonomi dan keindahan alamnya ini banyak mengundang decak kagum dunia. Tidak sampai disitu, Negeri yang memiliki 4 musim ini juga merupakan negara yang mampu mengelola banyak kegiatan internasional terutama di bidang pendidikan dan kepemudaan.
Dalam hal ini sebagai penulis, saya mencoba share pengalaman saya selama di Korea. Saya mengikuti ajang tahunan 2007 Youth Camp for Asia’s Future yang dilaksanakan selama hampir sebulan. Di ajang tersebut, diikuti oleh 30 negara dengan jumlah peserta 500 an orang. Di saat yang bersamaan, banyak program sejenis yang diadakan dengan venue yang berbeda tentunya. Bayangkan saja bagaimana korea mengatur dan mengelola begitu banyak program untuk beberapa waktu liburan. Program-program tersebut juga memiliki latar belakang kepemudaan. Ini membuktikan bahwa korea mampu me-manage dan mengemas itu dengan baik.
Yang ada dibenak saya saat itu adalah, bayangkan saja berapa banyak biaya yang ditanggung pemerintah Korea untuk tiap-tiap acara. Di ajang  2007 Youth Camp for Asia’s Future yang saya ikuti itu saja setiap negara mengirimkan 10 orang dan dibiayai akomodasinya secara penuh serta diberi uang saku oleh Pemerintah Korea. Wow, fantastis bukan, itu bukan biaya yang sedikit. Lalu bagaimana dengan program-program yang lain disaat yang bersamaan juga (dengan ketentuan kegiatan beragam)?. Korea saya rasa tidak main-main dengan biaya sebesar itu.
Ada sisi positif korea sebagai negara penyelenggara mengadakan event ini. Saya menilai korea berupaya untuk mempromosikan keberadaan negaranya, mulai dari pendidikan, pariwisata, kuliner dan berbagai hal lain. Korea berupaya menempatkan para peserta itu untuk mempromosikan wisatanya kelak. Karena setiap peserta dengan kebanggaannya pasti akan menceritakan dengan persis tentang korea dan segala macam hal baiknya, termasuk pendidikan tingginya yang sangat terkenal.  
Kiat smart ini perlu di contoh oleh semua negara. Korea mampu mengelola dan me-manage suatu event dan membingkainya menjadi suatu program yang menuju kepada promosi pendidikan dan pariwisata yang berbobot. Ini menjadi poin positif bagi Korea dan belum tentu semua negara bisa melakukannya. Ini juga merupakan pencitraan yang positif buat Korea sebagai suatu negara. Semoga kiat smart ini bisa ditiru dan bisa menjadi contoh bagi semua negara terutama Indonesia untuk lebih berani dalam rangka menuju negara yang Go Internasional.

*Penulis adalah Ketua rombongan/ National Leader of Indonesia in 2007 Youth Camp For Asia’s Future dan Lulusan Sastra Korea Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Rabu, 06 Februari 2013

Televisi sebagai Media informasi yang Ramah untuk Anak


Telah kita ketahui bersama bahwa televisi kini merupakan salah satu media yang populer dan diminati masyarakat kita. Bayangkan saja, dari tingkat ekonomi masyarakat yang rendah hingga tingkat atas menggunakan media ini. Arus informasi yang cepat, aktual, dan langsung dilihat titik lokasi kejadian peristiwanya, membuat media ini paling digemari.
Perkembangan televisi pun bukan suatu hal yang tergolong baru jadi. Jumlah stasiun televisi yang beragam menjawab semua pertanyaan tentang begitu cepatnya perkembangan media ini. Termasuk media informasi yang hangat dan aktual awalnya, menjadi stasiun televisi yang memiliki informasi komplit, mulai dari selebriti, asmara, dakwah, telenovela/drama dengan berbagai macamnya, film, musik, hiburan, hingga berita.
Arus informasi dan persaingan stasiun televisi dalam mengejar rating dan keunggulan produknya, membuat klasifikasi acara hiburan menjadi semakin beragam. Akhirnya setiap acara dituntut sebaik-baiknya untuk meraih rating tertinggi dalam penayangannya. Inilah yang mengkhawatirkan menurut saya penulis, karena tontonan televisi semakin menjurus ke arah yang kurang baik. Terutama sinetron yang jam tayangnya dipasang di waktu/jam belajar masyarakat. Berbagai macam jenisnya, dan acara itu juga mengisahkan tentang kehidupan anak di usia remaja (SMP-SMA) yang merupakan usia rentan dan masa-masa kritis seorang anak dalam mencerna suatu tayangan/hal baru.
Menurut penelitian sebuah akademi dokter anak di Amerika, anak yang dibiarkan orang tuanya menonton televisi akan menyerap pengaruh yang merugikan.  Terutama pada perkembangan otak, emosi, sosial dan kemampuan kognitif anak. Menonton televisi terlalu dini mengakibatkan proses wiring, proses penyambungan antara sel-sel syaraf dalam otak menjadi tidak sempurna.
Yang lebih mencengangkan lagi, ada suatu tontonan sore yang menceritakan tentang kisah asmara anak SMP. Mulai dari seorang remaja kasmaran hingga menyatakan cinta kepada sang kekasih disekolahnya. Bahkan lagu-lagu selingan untuk anak SD dan SMP dalam cerita itupun diisi lagu-lagu cinta. Bayangkan saja,apakah ini suatu kewajaran??. Sulit buat saya untuk membayangkan, berapa banyak anak-anak usia SMP yang menonton acara itu di jam tersebut dan apakah semua orang tua ada disaat mereka menontonnya dan memperhatikan serta memberi bimbingan??. Menurut saya, tidak cukup hanya memberi label di pojok kanan atas layar suatu acara dengan BO (Bimbingan Orang tua). Apakah itu akan menjamin bahwa setiap media televisi sebagai penanggung jawab siaran lepas dari tanggung jawab?. Pertanyaan yang berat, bahkan sangat berat untuk dijawab. Dan saya yakin, keuntungan yang didapat tidaklah sebanding dengan kerusakan moral yang nanti akan kita hadapi.
Miris rasanya, Kementrian dan anggota dewan yang terhormat seharusnya berani menyiratkan ini dalam Undang-undang penyiaran guna membatasi tontonan dan siaran yang “belum pantas” ini jika memang mau indonesia kedepannya memiliki generasi yang bermartabat dan tangguh. Bermartabat dalam menjaga pergaulannya dan tahu kapan akan bertindak dan bertingkah laku yang pas sesuai waktu, umur dan keadaan. Semoga bacaan ini menjadi penggugah dan pencerah ditengah maraknya kerusakan moral dan bobroknya mental generasi muda saat ini.

Rabu, 23 Januari 2013

Pentingnya Pendidikan Berkarakter



 Pendidikan ber-karakter, ini yang mungkin kadang sering terdengar oleh kita. Walaupun sepintas, inilah yang sering menjadi bahan perbincangan. Pendidikan karakter atau sering disebut pendidikan berkarakter  sekarang ini mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah saja, tapi juga dirumah dan di lingkungan sosial. Bahkan kini,  peserta pendidikan karakter bukan lagi anak usia dini hingga remaja, tetapi juga orang  dewasa. Hal ini mutlak perlu untuk kelangsungan hidup Bangsa ini.
Bayangkan apa persaingan yang muncul dimasa yang akan datang? Pertanyaan besar yang tak akan bisa dijawab oleh siapapun. Istilahnya orang tua sekarang berkata “ Sekarang saja sudah seperti ini tantangannya, bagaimana jaman anak cucu saya nanti ya, bisa survive ga ya mereka??” dengan nada lirih dan penuh tanda tanya. Yang jelas itu akan menjadi beban kita dan orangtua masa kini. Saat itu, anak-anak masa kini akan menghadapi persaingan dengan rekan-rekannya dari berbagai belahan Negara di Dunia dan itulah jawaban pastinya. Bahkan kita yang masih akan berkarya ditahun tersebut akan merasakan perasaan yang sama. Tuntutan kualitas sumber daya manusia pada masa yang akan datang tentunya membutuhkan “good character”.
Character Building atau Pembangunan Karakter di bentuk sebenarnya sejak dahulu. Nilai-nilai agama menjadi faktor paling dominan terciptanya seorang anak yang memiliki akhlaqul karimah. Lihatlah jaman dahulu, bagaimana gambaran orang-orang dulu yang jauh dari gambaran tantangan zaman karena tertib dengan ajaran agama yang kuat dirumah-rumah mereka. Hal ini yang mulai luntur dan pudar di masa ini, sehingga Pemerintah berupaya memasukkannya kedalam kurikulum pendidikan. Bagaimanapun juga, karakter adalah kunci keberhasilan individu. Dari sebuah penelitian di Amerika, 90 persen kasus pemecatan disebabkan oleh perilaku buruk seperti tidak bertanggung jawab, tidak jujur, dan hubungan interpersonal yang buruk. Selain itu, terdapat penelitian lain yang mengindikasikan bahwa 80 persen keberhasilan seseorang di masyarakat ditentukan oleh emotional quotient.
Nah mari sama-sama kita tengok Bagaimana dengan bangsa kita? Bagaimana dengan penerus orang-orang yang sekarang sedang duduk dikursi penting pemerintahan negara ini dan mereka yang mengelola roda perekonomian negara ini? Apakah mereka sudah menunjukan kualitas karakter yang baik dan melegakan hati kita? Bisakah kita percaya, kelak tongkat estafet kita serahkan pada mereka, maka mereka mampu menjalankan dengan baik atau justru sebaliknya?
Inilah jawabannya, Karakter merupakan nilai-nilai luhur perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.
Bagi Indonesia sekarang ini, Pendidikan ber-karakter juga berarti melakukan usaha sungguh-sungguh, sitematik dan berkelanjutan untuk membangkitkan dan menguatkan kesadaran serta keyakinan semua orang Indonesia bahwa tidak akan ada masa depan yang lebih baik tanpa membangun dan menguatkan karakter rakyat Indonesia. Dengan kata lain, tidak ada masa depan yang lebih baik yang bisa diwujudkan tanpa kejujuran, tanpa meningkatkan disiplin diri, tanpa kegigihan, tanpa semangat belajar yang tinggi, tanpa mengembangkan rasa tanggung jawab, tanpa memupuk persatuan di tengah-tengah kebinekaan, tanpa semangat berkontribusi bagi kemajuan bersama, serta tanpa rasa percaya diri dan optimisme. Inilah tantangan kita bangsa Indonesia, sanggup?
Theodore Roosevelt mengatakan: “To educate a person in mind and not in morals is to educate a menace to society” (Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan bukan aspek moral adalah ancaman mara-bahaya kepada masyarakat)
Mendidik tentu bukanlah hal mudah. Sebaik apapun orang berbuat, pasti ada tantangannya. Nah, untuk zaman ini dan kedepan tuntutan kemerosotan moral yang perlu kita benahi. Dengan penerapan nilai luhur dan agamis dalam pendidikan karakter ini kita masukkan ke dalam lingkungan keluarga dan sekolah diharapkan dapat membantu mewujudkan akhlaq yang mulia....Amin Ya robbal alamin

Senin, 21 Januari 2013

Pornografi Merusak Otak Anak

Pornografi sesungguhnya merupakan penyakit

watch-Porn-kidsTantangan yang dihadapi anak Generasi-Z salah satunya adalah kerusakan otak akibat pornografi. Temuan Yayasan Kita dan Buah Hati (YKBH), Jakarta, terutama terhadap siswa kelas 4 hingga 6 SD, sepanjang tahun 2008 sampai awal 2010 di Jabodetabek, 67 persen dari mereka telah melihat atau mengakses pornografi, 37 persen di antaranya mengakses dari rumah sendiri.
APA sih Generasi-ZMereka adalah anak-anak yang sejak lahir sudah akrab dengan teknologi. Generasi-Z lahir setelah tahun 1990-an. Bagi generasi ini, teknologi sudah merupakan bagian dari hidup mereka sejak lahir di dunia ini. Jangan heran jika anak-anak dari Generasi Z sangat mahir menggunakan teknologi apapun.
Coba lihat saja di jalan-jalan, begitu banyak anak usia SD dan SMP yang mengendarai sepeda motor dengan sangat nyamannya. Mereka pun sangat familiar dengan berbagai gadget seperti handphone dan kamera digital. Bahkan untuk menjalankan komputer mereka tidak perlu kursus. Cukup lihat kakak atau orang tuanya mengoperasikan komputer, mereka dengan cepat bisa belajar mengoperasikannya. Berbeda dengan generasi sebelumnya terutama Baby Boomers, yang lahir antara tahun 1946-1964, yang menguasai teknologi dengan kursus atau pelatihan.
Generasi Z dapat hidup di alam cyber. Kehidupan bersosialisasi mereka cukup terpenuhi dari jejaring sosial, game online, dan forum-forum di internet. Intinya, Generasi Z adalah generasi yang lahir dan hidup dengan teknologi tinggi saat ini. Tidak mudah mengasuh anak dari Generasi Z, yang banyak mengandalkan teknologi untuk berkomunikasi, bermain, dan bersosialisasi. “Banyak orangtua yang tidak mengetahui atau menyadari apa yang telah disaksikan anak-anak mereka melalui berbagai fasilitas yang mereka berikan untuk anak-anak mereka, seperti TV, games, handphone, internet, dan sebagainya,” kata Elly Risman, Psi, psikolog dari YKBH.
Bagaimana sebenarnya pornografi dapat merusak otak anak? Ahli bedah otak dari Amerika Serikat, Dr Donald Hilton Jr, mengatakan bahwa pornografi sesungguhnya merupakan penyakit karena mengubah struktur dan fungsi otak. Bagian yang paling rusak adalah prefrontal cortex (PFC) yang membuat anak tidak bisa membuat perencanaan, mengendalikan hawa nafsu dan emosi, serta mengambil keputusan dan berbagai peran eksekutif otak sebagai pengendali impuls-impuls. Bagian inilah yang membedakan antara manusia dan binatang.
Mark Kastleman, penulis buku The Drugs of the New Millenium, memberi nama pornografi sebagai visual crack cocaine atau narkoba lewat mata. Kastleman juga menyebut adiksi pornografi pada anak tidak terlepas dari bisnis pornografi yang memang menyasar anak-anak sebagai target pasar. Perangkap yang diberikan bermacam-macam. Misalnya, awalnya gratis, lama-lama bayar. “Persis kayak jual narkoba. Cicip dulu sedikit, setelah ketagihan, pasti si anak akan mencari. Bedanya, orang kecanduan narkoba masih kelihatan, misalnya sakau. Tapi, kecanduan pornografi tidak. Kalau sudah kecanduan banget baru bisa,” urai Elly.
Ciri-ciri kecanduan pornografi antara lain anak menghabiskan waktu lebih banyak dengan perangkat teknologi, seperti internet, games atau ponsel. Anak menjadi gampang marah, self esteem-nya rendah, kalau bicara tidak mau menatap mata kita, melawan, suka berkhayal, prestasi akademik merosot tiba-tiba, dan pendiam.
“Anak juga biasanya mengamuk kalau ditegur untuk berhenti melakukan aktivitas tertentu tadi,” kata Elly. Anak seringkali ingin keluar dari jerat adiksi tadi tapi tidak mampu karena tidak ada yang bisa membantunya.

TIPS BUAT ORANG TUA

Di bawah ini adalah beberapa poin yang bisa Anda terapkan supaya anak terhindar dari pornografi:

1. Tunjukkan wewenang Anda sebagai orangtua.

Lakukan hal ini secara bijaksana dan lembut. Tunjukkan bahwa Anda tetap orangtuanya walauhubungan Anda dengannya terjalin seperti sahabat. Sebagai orangtua, Andalah yang berhak mengambil keputusan akhir tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan keamanan anak. Anda berhak mengetahui siapa saja temannya, di mana ia berada, dan apa yang sedang ia lakukan.

2. Berikan contoh yang baik.

Orangtua adalah yang pertama kali akan dicontoh anak di rumah. Jika ingin anak berperilaku baik, Anda juga harus melakukan hal yang sama. Jangan malah ikut-ikutan mengunduh video porno.

3. Pasang pengaman di komputer atau televisi.

Saat ini tersedia banyak software yang bisa digunakan untuk mencegah dibukanya situs-situs porno di internet atau saluran-saluran khusus dewasa di televisi. Pasanglah software itu di rumah sebagai pengamanan.

4. Kontrol “password” internet.

Jangan berlakukan sistem otomatis pada sambungan internet di rumah, melainkan terapkan sistem manual. Saat anak masih kecil, yang boleh mengetahui password ini hanya Anda dan suami. Ganti password secara teratur supaya keamanannya terjaga.

5. Letakkan komputer atau televisi di ruang publik.

Maksudnya, ruangan yang dipakai bersama-sama anggota keluarga lain, misalnya ruang keluarga. Dengan demikian, Anda bisa mengawasi apa saja yang sedang ditonton atau diakses anak. Hindari memberikan komputer atau televisi pribadi sepanjang anak belum membutuhkannya. Namun, jika ia memilikinya, Anda harus mengetahui password komputer atau akun jaringan sosialnya supaya tetap bisa melakukan pengawasan terhadap anak.

6. Buat aturan soal internet.

Selain menentukan waktu pemakaian internet, tentukan juga apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat menggunakan internet.

7. Jangan berikan ponsel canggih.

Kalau anak memang membutuhkan ponsel, berikan ponsel yang paling sederhana, tanpa kamera, video, ataupun internet. Ponsel seperti itulah yang ia butuhkan saat ini. Katakan padanya bahwa fungsi utama ponsel adalah untuk berkomunikasi. Jika memerlukan internet, ia bisa gunakan komputer di rumah.

8. Dampingi saat menonton televisi atau menggunakan internet, terutama untuk yang masih kecil.

Sebaiknya Anda yang memegang remote control-nya. Setiap kali muncul adegan yang kurang pantas, segera ganti salurannya dan tunjukkan ketidaksukaan Anda. Tujuannya agar anak menjadi terbiasa dan tahu bahwa yang seperti itu memang tidak pantas. Ia pun tak akan tertarik pada hal-hal semacam itu meskipun sedang tidak berada dalam pengawasan Anda. Lakukan tindakan yang sama pada media lain. Ketika ia sudah lebih besar, Anda bisa berdiskusi soal seks dan memberikan penjelasan lebih mendalam.

9. Sediakan waktu untuk keluarga.

Banyak orang mengakses pornografi karena merasa bosan dan tidak memiliki kegiatan lain. Inilah sebabnya keluarga sebaiknya menghabiskan waktu bersama-sama, setidaknya sekali seminggu. Ajak anak ke taman, makan di luar, atau yang lainnya, supaya ia terhibur. Diskusikanlah dengannya mengenai kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi rasa bosan. Dengan demikian, ia tidak berpaling ke televisi atau internet untuk mencari hiburan.

10.Sertakan mereka dalam kegiatan bermanfaat.

Daftarkan anak dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya. Pilihan lain adalah bekerja sama dengan para orangtua di sekolah atau lingkungan rumah. Anda bisa menyediakan aktivitas kecil-kecilan untuk mereka, misalnya, mendirikan klub membaca atau melukis.

11. Periksa teman anak.

Bukan tidak mungkin anak mendapatkan materi pornografi dari temannya. Jadi, tidak ada salahnya jika Anda cermat memilih dengan siapa ia bisa bergaul. Kalau tahu bahwa teman anak suka dengan hal-hal berbau pornografi, bicaralah dengan orangtua teman anak tersebut. Sebagai sesama orangtua, katakan bahwa Anda menginginkan yang terbaik untuk masa depan kedua anak. Apabila cara ini tidak berhasil, jauhkan anak dari sang teman.

12. Libatkan diri dalam kegiatan akademis anak.

Cari tahu apa saja yang diajarkan dan yang sedang terjadi di sekolah. Anda bisa berbicara dengan wali kelasnya. Utarakan keprihatinan Anda tentang isu pornografi. Bekerja samalah dengannya beserta orangtua lain untuk mencegah murid-murid terekspos pada hal itu di sekolah. Contohnya, dengan memasang sistem pengaman pada komputer-komputer di sekolah.

13. Beri penjelasan secara baik-baik dan dengan tenang.

Jika anak ketahuan sedang melihat materi pornografi, jangan langsung marah. Tanyakan baik-baik alasannya. Berilah penjelasan mengapa hal itu tidak pantas untuknya.

Sumber : generusindonesia.wordpress.com

Minggu, 20 Januari 2013

Pengaruh Game terhadap Perkembangan Anak

GAME DAN ANAK. Akhir-akhir ini banyak kasus kriminal pembunuhan dengan latar belakang pengadopsian tokoh game/film membuat kita tercengang . Bagaimana tidak?!, figur dan tingkah laku dalam dunia game ditiru dan dilakoni dengan persis ketika menghabisi nyawa orang lain. Apa ini pertanda anak-anak sebagai generasi muda sudah kehabisan figur baik yang bisa dibanggakan dan dicontoh dalam kehidupan sehari-hari?. 


Tidak bisakah para pemimpin kini menjadi figur contoh yang bisa dibanggakan para generasi muda hingga dibanggakan dan terbawa sampai ke mimpi dan cita-citanya?. Miris kita mendengarnya, ketokohan orang-orang hebat, ahli dakwah, mubaligh, mubalighot, menteri, presiden, dll ternyata kalah dengan figur sosok maya dalam game dengan senjata yang besar dan memberondong tumpas lawan-lawannya..



Hasil yang mengejutkan kalangan adalah sebuah survei yang dilakukan SurveyUSA menghasilkan kesimpulan bahwa 89 persen orangtua di Amerika Serikat percaya bahwa kekerasan yang terkandung dalam video game itu tidak baik bagi perkembangan anak mereka. Adapun 75 persen dari mereka juga percaya bahwa kekerasan dalam video game juga berpengaruh kuat terhadap tabiat mereka sehari-hari.


Survei yang dilakukan atas permintaan Common Sense Media and the Center for American Progress dilakukan terhadap 1.050 orangtua di 50 negara bagian AS pada tanggal 4-5 Januari 2013. Responden adalah orangtua yang memiliki anak yang berusia di bawah 18 tahun yang tinggal seatap.

Tujuan dari survei ini diduga tidak lepas dari insiden penembakan Sandy Hook yang dilakukan Adam Lanza. Begitu pula rentetan insiden lainnya yang menempatkan video game sarat kekerasan sebagai faktor yang mendorong pelaku bertindak beringas.

Sebanyak 72 persen responden mengaku kesulitan dalam membentengi anak mereka dari unsur kekerasan di sebuah game. Salah satu kasus yang dicontohkan adalah iklan game Hitman: Absolution yang ditayangkan di televisi kompak dijawab oleh 84 persen responden sebagai hal yang tidak pantas.

Hitman: Absolution adalah sekuel keempat dari franchise permainan Hitman yang menampilkan pembunuh dengan kode Agent 47 sebagai tokoh protagonis. Iklan game ini menampilkan Agent 47 sewaktu memberondongkan peluru hingga menghabisi targetnya dengan berbagai cara. 


Namun, bukan video game saja yang disebut sebagai biang perilaku kekerasan anak. Responden juga ditanya dengan faktor lain dan 92 persen sepakat perilaku penindas (bully) berpengaruh, begitu pula dengan 77 persen yang percaya kekerasan disumbang dari siaran televisi dan film. 



Untuk itu peran orang tua, pendidik sangat dibutuhkan. Penciptaan figur teladan yang baik untuk anak juga penting dilakukan. Semoga Kejadian-kejadian ini kedepannya menjadi perhatian sehingga tidak ada lagi kasus kriminal yang merenggut nyawa orang lain...AMIN


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More